PASAR MONOPOLI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Industri perminyakan adalah industri yang strategis dan berperan sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Karena itu, segala keputusan yang berkenaan dengan sektor ini harus berlandaskan fundamental yang kuat beserta dengan strategi pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu industri perminyakan di Indonesia adalah PT. Pertamina (Persero) Tbk.
PT. Pertamina (Persero) Tbk. sendiri merupakan salah satu perusahaan negara yang menguasai sektor penting/vital di Indonesia. Hal ini dikarenakan PT. Pertamina (Persero) Tbk. bertanggung jawab memenuhi kuota bahan bakar yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Selain itu, PT. Pertamina (Persero) Tbk. juga sangat bergantung kepada pemerintah karena BBM yang merupakan hajat hidup orang banyak, benar-benar harus dikelola dengan sebaik mungkin.
B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, perumusan masalah yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah:
1.      Apa itu pasar monopoli, apa cirri-ciri monopoli dan apa yang menimbulkan pasar persaingan monopoli?
2.      Bagaimana profil perusahaan PT. Pertamina? Bagaimana analisis swot terhadap PT. Pertamina (Persero)? Apa saja anak Perusahaan (Subsidiaries) dalam Pertamina?
3.      Apa Tujuan Masa Depan Perusahaan? Bagaimana Tata Nilai Perusahaan? Bagaimana Perencanaan Perusahaan?
4.      Bagaimana Strategi Korporasi Perusahaan? Bagaimana Strategi Perusahaan? Bagaimana Distribusi (Strategi Pemasaran) dan Asumsi perusahaan?
5.      Bagaimana Pelaksanaan Startegi Perusahaan? Bagaimana Kemampuan Perusahaan?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pasar monopoli, cirri-ciri monopoli dan mengetahui sebab-sebab timbulnya pasar persaingan monopoli.
2.      Mengetahui profil PT. Pertamina.
3.      Mengetahui analisis swot terhadap PT. Pertamina (Persero).
4.      Mengetahui anak Perusahaan (Subsidiaries) dalam Pertamina, mengetahui Apa Tujuan Masa Depan Perusahaan, mengetahui Tata Nilai Perusahaan, mengetahui Perencanaan Perusahaan, serta dapat mengetahui Strategi Korporasi Perusahaan dan dapat mengetahui Strategi Perusahaan.
5.      Mengetahui Distribusi (Strategi Pemasaran) dan Asumsi perusahaan, mengetahui bagaimana Kemampuan Perusahaan, dan mengetahui Pelaksanaan Startegi Perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:  
ü  Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran,
ü  Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute),
ü  Produsen memiliki kekuatan menentukan harga,
ü  Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berupa Keunggulan perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Pasar Persaingan Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menimbulkan pasar monolpoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
a)      Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
b)      Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangta tinggi.
c)      Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang,yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.
Adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (Natiobal Oil Company).



B.     Profil Perusahaan
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (Natiobal Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN. PERMINA. Dengan bergulingnya Undang-Undang No.8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, Sh No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui Surat Keputusan NO. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 9 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 dan peralihanyya berdasarkan PP No. 31 tahun 2003 “TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).”
Sesuai akta pendirinya, maksud dari Perusahaan perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun diluar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha dibidang minyak dan gas bumi tersebut
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:
1.      Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secaara efektif dan efesien.
2.      Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi unutk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1)      Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.
2)      Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendirinya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
3)      Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produksi lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4)      Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi mejadi satu-kesatuan perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

C.    Analisa SWOT Terhadap PT. Pertamina (Persero)
1.      Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
a.       Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Produk dari PERTAMINA sudah memiliki pengakuan dari dunia internasional. Diantaranya produk oli dari PERTAMINA yang sudah memiliki sertifikat ISO.
b.      Memiliki pelayanan yang baik
Untuk pelayanan, sudah dapat mendistribusikan produknya ke seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil.
c.       Sumber daya manusia yang handal
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman yang sudah teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya.
d.      Pengalaman di bidang migas
PERTAMINA sudah bergerak di bidang migas di indonesia sejak tahun 1968. Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas, faktor ini dapat menjadi salah satu nilai tambah. Pengalaman dan pengakuan dari dunia internasional berhubungan dengan dunia migas menjadikan PERTAMINA cukup disegani dibidang migas.
e.       Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi informasi di PERTAMINA sudah terintegrasi dan mendukung proses bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI, ini menunjukkan adanya kepedulian yang cukup tinggi dari pihak manajemen untuk mengembangkan teknologi informasi.

2.      Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
a)      Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga pihak manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing untuk melakukan tersebut.
b)      Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan keputusan karena terlalu banyak waktu yang terbuang untuk menjalankan suatu keputusan.
c)      Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT. PERTAMINA banyak yang penempatan dan penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi efektifitas dan efisiensi perusahaan.
d)     Jumlah armada yang kurang
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi barang yang tinggi dapat terhambat dengan kurangnya jumlah armada pengangkut barang yang ada sekarang ini.
e)      Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu operasional perusahaan.

3.      Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
a.       Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia saat ini membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi walaupun terjadi gejolak harga.
b.      Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM dengan harga murah karena pemanfaatan dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan PERTAMINA sebagai salah satu kesempatan untuk menguasai pasar migas di Indonesia.
c.       Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup banyak yang belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat digunakan PERTAMINA untuk meningkatkan penjualan dalam memenuhi permintaan pasar
d.      Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan pembakaran yang lebih bersih, non subsidi) yang bisa jadi menggantikan dominasi penjualan premium.
e.       Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki kesempatan unuk megubah pelayanan yang kurang baik dan mengubah Image yang tertancap dibenak konsumennya, menjadikan Konsumennya menjadi konsumen yang memiliki Loyalitas tinggi pada PT. PERTAMINA (Persero).

4.      Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
a.       Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM.
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM cakupan pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi berkurang.
b.      Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di wilayah Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi Migas di Indonesia kadang mempunyai dana dan peralatan yang lebih bagus dibanding PERTAMINA hal ini menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya akan cadangan minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
c.       Pengaruh Intervensi.
Dikarenakan PERTAMINA merupakan perusahaan multi internasional, maka adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh PERTAMINA khususnya pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris. Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk menentukan kebijakan yang akan diambil.
d.      Pasar bebas.
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang migas diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
e.       Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior (Shell dan Petronas) memiliki tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan ketertarikan konsumen untuk berganti produk konsumsi.

D.    Anak Perusahaan (Subsidiaries)
Ø  PT. PERTAMINA EP
PT. PERTAMINA EP, Penyertaan Pertamina: 99,99%, bergerak di bidang Eksploitasi dan Produksi Miyak dan Gas.
Ø  PT. Pertamina EP Cepu
PT. Pertamina EP Cepu, Penyertaan Pertamina: 99%, Usaha dibidang minyak dan gas bumi serta kegiatan terkai di wilayah kerja blok cepu.
Ø  PT. Pertamina Hulu Energi
Dahulu bernama PT. Aroma, bergabung dengan Penyertaan Pertamina: 98,72%, bergerak dibidang Minyak Hilir, Gas, dan operasi Geotermal. Saat ini belum online, tetapi diperkiralan menjadi kendaraan bsinis hulu.
Ø  PT. Pertamina Geothermal Energy
PT. Pertamina Geothermal Energy dengan Penyertaan Pertamina: 90%, bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengembangan sumber daya panas bumi, yang meliputi: eksploitasi dan eksplorasi, produksi uap dan pembangkit listrik dan jasa konsultasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta pengembangan teknologi dibidang panas bumi.
Ø  PT. Pertamina Drilling Service Indonesia
Pertamina Drilling Service Indonesia yang merupakan salah satu bagian PT. Pertamina (Persero), bergerak dibidang Drilling Service sesuia dengan namanya, Drilling Service yang dimaksud adalah pekerjaan Pemboran dan Kerja Ulang Pindah Lapisan sumur-sumur migas dan geothermal.

E.     Tujuan Masa Depan Perusahaan
1.      Tujuan Perusahaan
Organisasi profit oriented (komersil), menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Pertamina terus melakukan renovasi, menemukan cadangan baru serta peningkatan kualitas produk BBM, Pelumas, Non BBM yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
2.      Prioritas Untuk Masa Depan
Pertamina mempunyai tujuan untuk menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia. Pertamina dalam usahanya selalu berinovasi melalui gagasan seluruh personel yang dimilikinya, pelaksanaan riset terhadap kualitas produk BBMnya, serta berusaha untuk mempertahankan standard dan mutu segala produknya serta melakukan kontrol terhadap tingkat produksinya. Dengan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan manajemen resiko yang handal, Pertamina berharap akan dapat memberikan peluang dan pertumbuhan, sehingga tetap memberikan kontribusi sebagai perusahaan penyumbang APBN Negara Republik Indonesia melalui pembayaran pajak maupun deviden kepada Pemerintah.
F.     Tata Nilai Perusahaan
1.      Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak mentoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2.      Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3.      Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4.      Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5.      Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6.      Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
G.    Perencanaan Perusahaan
Dalam perencanaan perusahaan PT. Pertamina telah mempunyai rencana yang tersusun dalam road map atau peta jalan untuk menuju Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia selama 15 tahun yakni pada tahun 2023. Program besar terbagi dalam tiga RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan):
1.      Periode I (2008 - 2013) dengan target Pertamina menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia. Hingga September 2009 ini dari sisi produksi minyak, Pertamina adalah nomor dua setelah Chevron, dan untuk sisi produksi gas, menjadi nomor dua dari Total.
2.      Periode II (2013 - 2018) adalah bagaimana Pertamina membangun diri menjadi perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara, bahkan belakangan ada yang menyebut target Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan Asia Pasifik Pertamina semakin menunjukkan gejala eksistensinya. Tak cuma di Asia Tenggara saja. Keberhasilan masuk Participating Interest sebesar 10 persen Blok BMG (Basker Manta Gummy) di South Australia, ternyata memberikan semangat luar biasa, kalau Pertamina bisa memulai berekspansi portofolio di ladang-ladang di dalam dan di luar negeri.
3.      Periode III (2018 - 2023) merupakan periode berat bagi Pertamina karena harus menempatkan diri pada level 11 besar di antara NOC dan IOC.


H.    Strategi Korporasi Perusahaan
Era kompetisi telah menjadi isu global. Hampir semua negara di dunia ini tak bisa melepaskan era tersebut. Untuk bisa bertahan di era pasar bebas, hampir semua Negara harus melakukan penyesuaian, termasuk Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat global. Semangat antimonopoli dan proteksi, yang terus dihembuskan oleh tatanan baru bisnis, telah memaksa Indonesia membenahi beberapa sistem yang sudah mapan selama puluhan tahun dengan sistem yang baru.
Di bidang Migas, dua undang-undang yang memberikan hak monopoli kepada Pertamina, yaitu UU No 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Migas dan UU No 8 tahun 1971 tentang Perusahan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, tidak relevan lagi. UU yang menyebabkan Pertamina berada pada posisi antara tugas dan bisnis, telah digantikan dengan UU No. 22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Migas dan Gas.
Pertamina resmi berubah status hukumnya dengan UU yang baru tersebut, peran ”istimewa” Pertamina telah dihilangkan. Peran khusus Pertamina sebagai pengatur, operator tunggal, dan pengelola sumber alam di Indonesia pun telah berakhir. Dengan UU tersebut, Pertamina hanya menjadi pemain biasa di sektor Migas.
Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)."
Dengan berubahnya bentuk badan usaha menjadi PT. Pertamina maka berubahlah tujuan dari organisasi yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat menjadi organisasi profit oriented (komersil) hal ini merubah strategi korporat yang selama ini digunakan oleh PT Pertamina untuk menjadi perusahaan minyak kelas dunia. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi perusahaan, strategi yang diterapkan adalah melaksanakan proses transformasi secara menyeluruh yang menyentuh dan mendasar.
Pertamina mencanangkan program transformasi perusahaan pada 20 Juli 2006 dengan dua tema besar yakni fundamental dan bisnis. Mulai dari karyawannya, prosesnya, dan unsur bisnisnya yang luar biasa serta luas cakupannya. Transformasi tak hanya akan merubah kultur birokrat menuju kultur korporat, tetapi dapat menciptakan tata kelola perusahaan secara baik (good corporate governance) yang dapat meningkatkan kinerja sebuah perusahaan.
I.       Strategi Perusahaan
1.      Memfokuskan pada usaha inti di bidang minyak gas dan bahan bakar nabati.
2.      Meletakkan dasar komersial sebagai pertimbangan terpenting dalam semua keputusan bisnisnya.
3.      Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi setara dengan perusahaan publik.
4.      Mempekerjakan SDM terbaik di bidangnya baik dari dalam maupun dari luar negeri.
5.      Membangun lingkungan bisnis yang sehat bersama mitra bisnis yang professional terpercaya dan berintegritas.
6.      Melakukakan investasi untuk menopang pertumbuhan dengan kemampuan sendiri maupun bekerjasama dengan mitra bisnis yang terpercaya.
7.      Membangun kemampuan teknologi riset dan pengembangan bersama dengan perguruan tinggi dan lembaga ilmu pengetahuan lainnya.

J.      Distribusi (Strategi Pemasaran) dan Asumsi Perusahaan
Pasar sasaran utama pertamina yaitu dalam negeri, pertamina harus berusaha meraih simpati konsumen lokal, meningkatkan aspek pelayanan pada konsumen melalui program SPBU Pasti Pas. Serta, merencanakan pembangunan SPBU internasional. Asumsi Perusahaan diantaranya adalah:
1.      Asumsi Persaingan Masa Depan
Untuk BBM dan pelumas, Pertamina mengkonsentrasikan pasar dalam negeri, untuk gas dan non fuel, selain dalam negeri juga merambah ke pasar asia tenggara, amerika, dan eropa. Untuk bahan petrokimia, pasar yang dituju adalah dalam negeri dan asia.
Pertamina membangun diri menjadi perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara, bahkan belakangan ada yang menyebut target Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan Asia Pasifik Pertamina semakin menunjukkan gejala eksistensinya.
2.      Asumsi Strategis
Pertamina membangun hubungan kerjasama dengan Negara timur tengah dalam penyediaan bahan mentah, dan juga bekerjasama dengan perusahaan oil company dalam bidang pengeboran seperti Caltex, Total, Ekspan. Pertamina mengkonsentrasikan pasar dalam negeri, selain itu juga merambah ke Asia Tenggara, Amerika dan Eropa (gas & non fuel).
K.    Pelaksanaan Startegi Perusahaan
1.      Strategi Penguasaan Blok Dengan Anak Perusahaan.
Pengalaman Pertamina di sektor hulu memang lebih dikenal sebagai penggarap ladang-ladang migas di daratan alias onshore. Maka dengan cerdas, Pertamina melakukan terobosan masuk ke offshore, baik shallow maupun deep water. Pertamina menggandeng perusahaan yang sudah kampiun di bidang ini seperti Star Oil, Petrobras, dan Shell untuk beberapa ladang offshore Indonesia.
Salah satu alasan adalah seperti dikatakan Manajer New Ventures Direktorat Hulu Pertamina, Bambang Manumayoso. "Di onshore sudah sedikit reserves-nya. Juga semakin sulit pembebasan lahan, sehingga proses untuk meningkatkan produksi itu menjadi lama. Makanya kita mencari di offshore," jelas Bambang Manumayoso. Menurut Bambang Manumayoso Pertamina bergerak ke deep water adalah demi mendapatkan big resources, youth reserves. "Kita akan belajar ke sana dan kita akan berusaha menjadi operator di-offshore," katanya.
Proses akuisisi atau pembelian blok-blok yang menarik antara lain melalui pembelian atau penyertaan modal atau Participating Interest (PI) ke dalam PSC-PSC yang prospektif dan strategis. Upaya lainnya adalah mengambil alih sebagian atau seluruh PI pada PSC yang akan terminasi. Seperti misalnya Blok West Madura yang akan terminasi pada tahun 2011. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang juga akan terminasi tahun 2017.
Pertamina merambahi ladangladang minyak di sejumlah negara. tahun 2006 ke Libya, lalu ke Sudan (2007), Qatar (2009), dan Australia (2009). , Pertamina semakin semangat mengakuisi blok-blok migas yang potensial dari pengelola sebelumnya. Juga membeli Participating Interest (PI) atas blok-blok yang masih ekonomis.

2.      Strategi Beasiswa Berkelanjutan
Dengan program beasiswa berkelanjutan dari PERTAMINA bagi masyarakat Indonesia (Pelajar dan Mahasiswa) akan mendorong perusahaan dipercaya oleh masyarakat, dengan adanya masyarakat yang merasakan manfaat adanya program ini maka secara tidak langsung masyarakatpun akan selalu berharap perusahaan tetap bertahan dan terus ada. Pertamina memberikan beasiswa kepada lebih dari 2200 siswa kurang mampu dari tingkat SD sampai dengan SLTA dan lebih dari 100 mahasiswa Perguruan Tinggi. Selain pendidikan formal, Pertamina juga memberikan bantuan pendidikan ketrampilan kepada lebih dari 2000 orang anak- anak putus sekolah dan turut mendukung program Education for All (EFA) untuk pendidikan kepada tuna netra.
3.      Pelaksanaan strategi PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, BUMN termasuk PERTAMINA diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil dan Koperasi dalam rangka mendukung Pemerintah.
4.      Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis dengan lebih meningkatkan kapabilitas/ capacity building. SDM-nya dididik dan di-training sehingga mereka memberikan nilai tambah yang maksimal untuk pemegang saham dan perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut di atas, perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM:
a.       Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi.
b.      Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesia dan peraturan yang berlaku.
c.       Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi. Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program pengembangan SDM. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen terhadap program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis. Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparan guna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk regenerasi. Sebagai contoh ladang garapan yang selama puluhan tahun selalu dan selalu di daratan alias onshore, kini BUMN migas ini semakin berani ke ladang-ladang migas di lepas pantai (offshore) upaya cepat Pertamina untuk memperoleh kapabilitas dan skill baru mengenai penggarapan ladang minyak di tengah deburan ombak laut, Pertamina melakukan kaderisasi tenaga-tenaga offshore.dengan merekrut 400 tenaga expert di bidang offshore dari anak perusahaannya PHE ONWJ Ltd.
Proses rekruitmen dan seleksi awal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran.
5.      Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/ GCG) dan mengembangkan budaya perusahaan.

L.     Kemampuan Perusahaan
1.      Kekuatan
Memiliki komitmen bisnis tinggi untuk meningkatkan daya saing dan kredibilitas perusahaan diseluruh level/elemen organisasi. Menguasai cakupan bisnis sector hulu dan hilir migas secara sinergis, dengan struktur organisasi dan menajemen modern yang desentralistik, mandiri, dan berorientasi profit dengan sasaran pertumbuhan jangka Panjang yang berkelanjutan.
2.      Kelemahan
a)      Belum memiliki kerangka konsep startegi baku pada penerapan pola aliansi bisnis.
b)      Koordinasi kendali manajemen dan bisnis diantara unit-unti bisnis internasional masih relatif rendah.
c)      Birokrasi yang terlalu berbelit karena secara operasional pertamina dikendalikan oleh DKPP (dewan Komisaris Perusahaan Pertamina) yang terdiri dari 5 menteri. Hal ini menyebabkan berbelit-belitnya dalam pengambilan setiap keputusan dan menghambat dalam pengurusan beragam perizinan.
d)     Kuantitas SDM dengan standar kualitas daya saing yang dibutuhkan masih belum memadai.
e)      Keterbatasan dana untuk melakukan ekspansi ke dunia internasional.

M.   Evaluasi
Etos kerja keras dapat pula kita lihat di Pertamina, salah satu Badan Usaha Milik Negara terkemuka di Indonesia. Terbukti, BUMN yang pada 10 Desember tahun ini akan memperingati ulang tahunnya ke-52 itu selalu mampu memberikan keuntungan bagi negara, baik melalui laba bersih perusahaan, setoran pajak maupun aktivitas corporate social responsibility yang dilakukannya. Sebagai contoh pada 2006, setoran Pertamina kepada negara mencapaiRp 131,11 triliun, tediri dari sumbangan PNBP sebesar Rp 92,22 triliun, pajak Rp26,97 triliun dan deviden Rp 11,92 triliun.Sehingga dari gambaran tersebut, Pertamina tak perlu diragukan lagi kinerja finansialnya.
RJPP Periode tiga tahun 2018 sampai dengan 2023 merupakan periode berat bagi pertamina karena harus menempatkan diri pada level 11 besar diantara NOC dan IOC, masih ada waktu 14 tahun, yang menyulitkan adalah situasi dan kondisi peta perusahaan migas pada belasan tahun mendatang masih sulit diprediksi pasti, sepasti-pastinya. Siapa lawan tanding pertamina dalam mencapai target? Sekali-kali bisa berubah tanpa diduga. Seperti diketahui, kebangkrutan perusahaan kelas dunia diberbagai bidang sering tak diduga. Olengnya perusahaan otomotif di AS perusahaan ini atau bangkrutnya Enron pada tahun-tahun lalu adalah contoh nyata. Termasuk terjadinya marger antara perusahaan besar didunia migas.
Tanpa kerja keras, tidak mungkin perusahaan yang mengelola sumber energi itu dapat terus tumbuh secara sehat. Tepat memang bila Pertamina kini memperkenalkan slogan “Kerja keras Adalah Energi Kita, Energi Pertamina, dan Energi Masyarakat Indonesia.” Tetapi memang, tumbuh saja tidak lagi cukup saat ini. Era globalisasi telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan juga di negara lain, untuk tidak sekadar membandingkan pertumbuhan mereka dengan perusahaan di negaranya saja. Pertamina tidak bisa lagi sekadar membanggakan dirinya yang kerap berada di tempat tertinggi dalam kualitas pengelolaan perusahaan negeri ini, namun harus juga bersedia diperbandingkan dengan perusahaan sejenis dari negara lain. Pada titik itu, harus kita akui, Pertamina perlu kerja lebih keras lagi mengejar ketertinggalan yang ada.
Kuncinya tentu bukan dengan mengandalkan sumber daya alam yang ada semata, tetapi lebih pada bagaimana meningkatkan potensi sumber daya manusia yang ada di Pertamina sehingga pengelolaan yang dilakukan bisa lebih efisien dan efektif. Terus tumbuhkan semangat kerja keras serta kemampuan kerja cerdas untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan kelas dunia, serta tentu saja mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera. saya rasa cukup jelas, bagaimana implementasi strategi pertamina membangun skuadron anak-anak peusahaan (AP) untuk kegiatan intinya, termasuk sektor hulu.impossible is nothing, begitu kata sebuah slogan. Disana selalu ada asa yang terus menggantung untuk direngkuh. dan selalu ada kesempatan bagi Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang disegani.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen. Salah satu contohnya adalah PT. Pertamina. PT. PERTAMINA EP, PT. Pertamina EP Cepu, PT. Pertamina Hulu Energi, PT. Pertamina Geothermal Energy, PT. Pertamina Drilling Service Indonesia.
Tatanilai perusahaan meliputi Clean (Bersih), Competitive (Kompetitif), Confident (Percaya Diri), Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan), Commercial (Komersial), Capable (Berkemampuan). Dalam perencanaan perusahaan PT. Pertamina telah mempunyai rencana yang tersusun dalam road map atau peta jalan untuk menuju Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia selama 15 tahun yakni pada tahun 2023. Program besar terbagi dalam tiga RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) yaitu periode I, II dan III.
Distribusi Pasar sasaran utama pertamina yaitu dalam negeri, pertamina harus berusaha meraih simpati konsumen lokal, meningkatkan aspek pelayanan pada konsumen melalui program SPBU Pasti Pas. Serta, merencanakan pembangunan SPBU internasional
B.     Saran dan Kritik
Demikianlah serangkaian bentuk makalah yang saya buat, saya menyadari bahwa dalam makalah ini tak kuasa dengan kesalahan-kesalahan yang ada, baik itu dari segi penulisan, gaya bahasa yang ditampilkan atau juga sistematika pengambilan referensi. saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Seperti pepatah "Tak ada gading yang tak retak". Untuk itu saya meminta kritik yang bersifat membangun, dan saran guna untuk memperbaiki serta mengevaluasi makalah ini. Semoga Makalah yang dibuat ini bisa mendatangkan kemanfaatan bagi penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya. Amin




Daftar Pustaka



Comments

makalah selanjutnya

close
***E-money exchangers***

Popular Posts